16
Products
reviewed
0
Products
in account

Recent reviews by ariyadi

< 1  2 >
Showing 1-10 of 16 entries
1 person found this review helpful
72.0 hrs on record (45.5 hrs at review time)
Danganronpa 2: Goodbye Despair (DR2) menjadi sekuel game Danganronpa: Trigger Happy Havoc (DR1) di mana sama seperti prekuelnya, DR2 bercerita tentang 16 siswa yang dipaksa untuk saling membunuh oleh robot beruang misterius yang dikendalikan oleh mastermind. Namun berbeda dengan DR1 yang memakai sekolah sebagai setting tempatnya, kali ini DR2 menjadikan sebuah kepulauan beriklim tropis sebagai lokasinya. Lebih gila, lebih konyol & lebih banyak fanservice ( ͡° ͜ʖ ͡°).

Meskipun bertindak sebagai sekuel, namun kita tidak akan mendapatkan lanjutan kisah DR1 secara langsung di awal game, kita justru dihadapkan dengan cerita hampir sama dengan awal cerita DR1 dengan karakter yang berbeda. Membuatnya jadi makin penasaran untuk dimainkan.

Cerita (10/10)
Jangan mencari info tentang satupun karakter game ini di situs seperti wikia sebelum menamatkan ceritanya. Setiap karakter mempunyai spoiler berat bahkan pada biodata mereka.

DR2 jadi game dengan cerita terbaik yang pernah saya mainkan. Tidak se-horror DR1 (mungkin karena terbiasa dengan death surprise di DR1) namun DR2 memberikan setidaknya 3 plot twist yang sangat gila. Menggambarkan sebuah despair yang yang harus dijalani, namun mampu memberikan ending yang luar biasa tentang kepercayaan kepada masa depan kita.

Gameplay (8/10)
Serius, DR2 jauh lebih susah daripada DR1, bahkan pada level gentle (easy) sekalipun. Berikut ini pengembangan class trial dibandingkan dengan DR1 :

Pada nonstop debate, bila pada level gentle DR1 kita maksimal diberi 3 peluru (truth bullet) untuk 3-4 weak argument, maka pada DR2 kita diberi 3-5 peluru dan weak argument yang ada memposisikan kita untuk setuju (agree) atau menolak (refute).

Improved hangman gambit, berbeda dengan DR1 yang cukup meminta kita untuk menembak huruf yang sesuai, kita sekarang diminta memasangkan 2 huruf yang sama, yang tengah berjalan horizontal dan vertikal. Bila 2 berbeda bertemu maka keduanya akan meledak & membuat damage untuk kita. Bila 2 huruf sama bertemu maka huruf akan bergabung dan berhenti bergerak, kita bisa menghilangkannya atau memasukkan huruf itu dalam kalimat jawaban. Bila huruf tidak sesuai dengan jawaban maka akan menjadi damage untuk kita. Ini adalah bagian tersulit di game ini bagi saya. T_T

Rebuttal Showdown, dimana kita berdebat 1 lawan 1 dengan seseorang. Kita diminta memotong semua kalimat yang dia katakan dan memotong weak argument dengan truth blade yang berasal dari truth bullet. Sama seperti nonstop debate, kita harus menyesuaikan weak argument dengan truth blade yang disediakan, ini berarti kita harus membaca kalimatnya terlebih dahulu sebelum memotongnya. What a pain!

Logic dive, bermain ski sambil menggunakan logika berpikir kita, tidak terlalu susah.

Panic talk action hampir sama seperti bullet time battle.

Closing argument, berbeda dengan DR1, kita tidak langsung diberi semua potongan adegan, namun cuma muncul 4 potongan dan 4 potongan berikutnya muncul setelah 4 potongan pertama selesai, selain itu setiap salah menempelkan potongan berati damage untuk kita. OMG!

Jadi jangan malu kalo retry berkali2, class trial-nya memang susah di level gentle sekalipun.
Posted 10 May, 2016.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
2 people found this review helpful
66.0 hrs on record (53.9 hrs at review time)
Danganronpa: Trigger Happy Havoc jadi salah satu game paling unik yang pernah saya mainkan. Menggabungkan genre Visual Novel, Misteri, Detektif, Dating Sim, bahkan sedikit FPS kedalamnya, Danganronpa: Trigger Happy Havoc menjadi salah satu game paling seru & menegangkan.

Cerita (10/10)
Tidak ada alasan untuk tidak memberi nilai 10 untuk segi cerita. Dibangun dengan sangat matang, cerita Danganronpa: Trigger Happy Havoc benar2 sangat sulit ditebak, asalkan kita belum menonton animenya yang sudah dirilis 2013 silam.

Kita bakal disuguhi kasus yang begitu rumit dan tricky untuk dianalisis. Cuma pada kasus pertama kita diberi petunjuk yang begitu jelas untuk diungkap, namun jangan harap bisa mengungkap kasus kedua hingga terakhir dengan mudah. Semua clue begitu membingungkan hingga "Class Trial" dimulai.

Gameplay (9/10)
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Danganronpa: Trigger Happy Havoc menggabungkan genre Visual Novel, Misteri, Detektif, Dating Sim, bahkan sedikit FPS kedalamnya.

20 menit pertama, kita akan melihat gameplay standar Visual Novel yang linear & membosankan, namun selanjutnya kita bebas untuk bermain layaknya game dating sim (atau lebih mirip social link pada Persona 3 & 4) kita bisa menghabiskan waktu dengan seorang karakter, mendapatkan info personal tentangnya dan mendapatkan skill yang berguna pada "Class Trial". Kita bisa memilih dengan siapa kita menghabiskan waktu. Kita pun juga bebas menjelajah sekolah dengan mode first person.

Seiring progress cerita, kita mendapatkan sebuah kasus misteri pembunuhan & kita wajib mengungkap kasus tersebut. Kita diminta mengumpulkan petunjuk dan kesaksian setiap karakter (layaknya game point & click ala Telltale games) semua petunjuk & kesaksian yang mengarah pada kasus akan menjadi senjata kita sebagai "Truth Bullet".

Selanjutnya diadakan "Class Trial" untuk mengungkap siapa pelaku dibalik kasus tersebut. Semua karakter akan beradu argumen untuk mengungkap setiap aspek misteri dalam kasus melalui nonstop debate. Beberapa karakter akan mengungkapkan argumen lemah dalam debat. Tugas kita cukup menembak argumen lemah yang tidak sesuai dengan "Truth Bullet" yang kita miliki layaknya genre FPS (walaupun sebenarnya yang kita tembak hanyalah kalimat).

Terakhir kita menyusun semua aspek misteri menjadi sebuah satu kesatuan adegan saat terjadinya kasus tersebut. Pelaku & semua yang dia lakukan terungkap, "Class Trial" selesai & kita akan kembali menjalani kehidupan sehari2 dengan mode dating sim.
Posted 23 March, 2016. Last edited 23 March, 2016.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
6 people found this review helpful
96.7 hrs on record (71.8 hrs at review time)
Adakah game RPG yang di-port sampai 3 kali ke platform baru? Pasti sangat sedikit, & salah satu dari sedikit game itu adalah Tales of Symphonia. Game original yang dibuat untuk Nintendo GameCube (2003), tak lama kemudian dihadirkan untuk Sony PS2 (2004), yang beberapa tahun kemudian dirilis versi HD untuk PS3 (2013). Masih belum selesai, PC Windows pun mendapatkan port pada tahun 2016 ini lewat Steam.

Grafis/Port (3/10)
Cuma satu kata untuk kualitas port ToS, "kacau".
Mapping button yang asal ambil dari PS, masalah save windows 7 yang lama, lock 720p, lock 30fps, crash, dll. Cukup memberi respon negatif untuk ToS. Untungnya masih ada GeDoSaTo & Kalaiden yang memperbaikinya dengan Fix hingga ToS dapat dimainkan dengan lancar.

Cerita (10/10)
Tak ada yang perlu diragukan soal cerita ToS. Meski dimulai dari cerita yang cukup klise, ToS berkembang begitu kompleks. penuh intrik & plot twist & menyedihkan namun tetap menyuguhkan kelucuan & terkadang begitu konyol. Konsep cerita fantasi pada game terkadang membuat kita kesulitan memahami ceritanya namun ToS menjelaskannya pelan2 hingga setidaknya kita mengerti apa yang sedang terjadi.

Gameplay (9/10)
Sistem pertarungan & eksplorasi dunia ToS sangat klasik namun keunggulan utama ToS ada pada saat dalam dungeon. Berbeda dengan game2 baru yang cuma meminta kita berjalan maju & mengalahkan monster untuk menyelesaikan dungeon, dalam setiap dungeon ToS hampir selalu ada puzzle yang memaksa kita untuk berpikir bagaimana membuka pintu, jalan atau mengakses tempat tertentu. Sorcerer ring selalu berubah fungsi sesuai puzzle dalam dungeon. Cukup membuat kita untuk membuka google atau walkthrough.

Posted 19 February, 2016.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
4 people found this review helpful
194.0 hrs on record (184.7 hrs at review time)
Tales of Zestria jadi seri Tales pertama yang dirilis di PC dan kedua yang saya mainkan setelah Tales of the Abyss. Saya sendiri cukup menaruh ekspektasi besar pada seri ini.

Cerita (7/10)
Bercerita tentang Sorey, manusia yang dibesarkan oleh kaum seraphim. ToZ berpusat pada petualangan Sorey & para seraphim mengalahkan hellion yang disebabkan oleh malevolence dan sumber malevolence, Lord of Calamity.

Cerita ToZ sangat berpusat pada Sorey sebagai karakter utama, namun karakter Sorey sendiri terasa kurang di-explore. Hanya karakter Edna & Zaveid yang terasa begitu unik, selebihnya terlalu generic. Hubungan antar karakter pun minim konflik & emosi, pusat cerita ini hanya 1, bagaimana mengalahkan LoC.

Alur plot yang terasa datar, tidak ada yang dapat membuat kita merasa excited kecuali saat menjelang akhir cerita.

Namun di antara itu semua? Hal yang paling tidak bisa diterima sebagian besar fans adalah karakter Alisha yang begitu banyak dipromosikan lewat berbagai media, bahkan dijadikan anime, pada akhirnya akan meninggalkan party kita secara permanen di sekitar 10% awal progress cerita. Untuk apa? Cuma untuk menguatkan konsep cerita.

Satu yang menarik adalah skit dialog yang muncul di saat2 tertentu yang dapat menutup plot hole pada cerita utama. Banyak scene yang bisa di-unlock setelah mengalahkan optional boss tertentu yang mampu menjelaskan sisi lain karakter & cerita pendukung. Beberapa cukup lucu dan menghibur, mengingat cerita utama ToZ cukup 'dark'.

Grafis (6/10)
ToZ ini berasal dari port PS3 yang merupakan engine lama. Tidak ada yang luar biasa di sisi grafis.

Berita 30 fps lock cukup membuat banyak orang tidak mau menghabiskan uang untuk beli game ini, apalagi kaum yang merasa game di pc 30 fps = bad port. Untungnya tak lama kemudian muncul ToZ fix yang membuat game ini dapat berjalan smooth pada 60 fps. Saya sendiri hampir selalu memainkan ToZ pada 30 fps & merasa ini bukan masalah.

Satu2nya masalah ada pada kamera & point of view saat battle yang menyebalkan bahkan terkadang susah diatur.

Gameplay (8/10)
Banyak sekali yang bisa kita explore di sisi gameplay.
Dari segi battle, berbeda dengan seri2 sebelumnya, dengan adanya konsep manusia & seraphim, kita bisa melakukan armatize yang merupakan penggabungan (fusion) manusia & seraphim. Stat kedua karakter akan dijumlahkan (HP, BG, Atk dll). Party terdiri atas 2 manusia & 2 seraphim, namun jika Sorey sendirian, maka hanya 1 seraphim yang bisa bertarung bersamanya.

Adanya skill yang dipasangkan pada equipment (senjata, armor, aksesoris dll). Dengan menyusun skill tersebut menjadi G-Union, E-Union & Stack akan memberikan bonus skill yang dapat mengubah karakter dengan stat pas2an menjadi begitu overpowered, sehingga kita bisa menyusun strategi melawan boss tertentu dengan kombinasi skill yang tepat.
Posted 31 January, 2016.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
4 people found this review helpful
45.2 hrs on record (44.2 hrs at review time)
Gameplay (7/10)
Sistem combat FF Type-0 yang lebih action memberikan sensasi baru di seri FF. Namun quest dan rasa petualangan di dalamnya terasa terlalu monoton, ini karena daripada menjelajah dunia, FF Type-0 lebih fokus ke Akademeia sebagai markas di mana hampir semua event & quest ada. Kita cuma pergi keluar cuma untuk misi atau menjalankan quest.

Grafis (6/10)
Meskipun disebut HD, FF Type-0 nyaris sama dengan versi original PSP selain resolusi yg lebih tinggi. Bahkan beberapa cutscene terasa begitu "pecah" seperti diambil langsung dari PSP. Ini memang lebih bisa disebut port / remaster daripada remake.

Cerita (10/10)
Cerita FF Type-0 cukup rumit dan membingungkan di awal tak jauh beda dengan FFXIII yang menggunakan universe yang sama. Mungkin akan cukup membosankan jika mencapai pertengahan cerita. Namun, semuanya jadi begitu menyayat hati di akhir.
Nilai 10 karena ending game ini yang sukses membuat air mata terus menetes, cuma kemasukan debu sih, Beneran!
Pelajaran dari cerita ini :
- Jalani hidup sesuai dengan pilihanmu
- Jadilah dirimu apa adanya
- Beryukurlah dengan orang2 yang selalu ada & menyayangimu, berbagi dengan mereka akan mengurangi rasa sedih & sakit yang ada.
- Tersenyum dan bermimpilah tentang hal yang menyenangkan di kemudian hari daripada berputus asa, seberat apapun cobaan yang dihadapi.
Posted 2 October, 2015. Last edited 23 November, 2016.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
1 person found this review helpful
2 people found this review funny
9.4 hrs on record (9.2 hrs at review time)
Assassin's Creed Liberation (ACL) HD adalah game pertama Assassin's Creed Series yang berada di luar garis keturunan experiment 17 (Desmond) yang juga game hasil port dari PSVita.

Cerita (7/10)
Cerita tentang Aveline yang mencoba membebaskan penduduk kulit hitam dari perbudakan di New Orleands AS. Aveline adalah karakter wanita pertama di Assassin's Creed Series. Semua cerita ada di masa lalu (masa awal kemerdekaan AS), tidak ada Animus, Abstergo, dll, seolah membuat kita sebagai pelaku utama yang memasuki animus itu sendiri hingga selesai permainan.
Cerita Aveline terbilang cukup membosankan karena semua cerita ada di masa lalu, tak ada hubungan dengan masa kini apalagi tujuan utama kita memasuki ingatan Aveline.
Kuil ala peradapan pertama yang sudah jadi ciri khas AC memang dapat kita temui sepanjang cerita, namun artefak yang diperoleh tidak dijelaskan sama sekali untuk apa tujuannya.
Connor Kenway (AC III) muncul sebentar membantu Aveline, namun keberadaannya seakan cuma numpang lewat beberapa menit.
Salah satu yang menarik mungkin adalah plot twist yang muncul di akhir cerita. Biarpun sudah bisa ditebak sih.

Gameplay (7/10)
Dalam menjalankan misinya, Aveline bisa berganti kostum yang mempunyai fungsi khas di setiap kondisi. Lady Persona memiliki tingkat notoriety yang rendah di mata pasukan dan bisa mengakses banyak tempat namun pergerakan dan senjatanya terbatas. Slave Persona memiliki memiliki notoriety yang cepat naik di mata pasukan namun memiliki pergerakan dan senjata yang lebih baik dari Lady Persona. Yang terkhir adalah Assassin Persona yang memiliki noriety yang selalu tinggi (dan mewajibkan kita menghindari pasukan) dengan pergerakan dan senjata terbaik selayaknya seorang assassin.
Aveline dapat menggunakan senjata unik yang tidak dipakai sebelumnya, seperti pecut untuk menarik musuh dan menghabisinya sekaligus bisa dipakai untuk mengayun di dahan pohon ala Tarzan. Selain itu Lady Persona Aveline dipersenjatai dengan payung yang dapat dipakai untuk menembakkan poison darts secara tersembunyi.

Grafis (7/10)
Bila dibanding dengan game terbaru Ubisoft yang lain, ACL mungkin memiliki tingkat grafis yang pas2an tapi mengingat ini adalah port dari PSVita yg notabene adalah handheld game, grafis yang ditawarkan tergolong baik apalagi melihat ukurannya yang cuma 3,2 GB.
Ubisoft membuat ACL HD dengan menambahkan graphic setting dan kualitas yang kalau saya bilang di antara AC Brothehood dengan AC III, ini membuktikan kalo Ubisoft tidak setengah2 dalam mengerjakan versi HD ini.
Posted 21 March, 2015.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
No one has rated this review as helpful yet
30.5 hrs on record (26.8 hrs at review time)
Final Fantasy XIII-2 (FFXIII-2) adalah lanjutan cerita dari FFXIII. Bertema tentang time traveler, Serah bersama Noel berpetualang mengatasi paradox untuk menyelamatkan dunia & menemukan Lightning yang menghilang.

Cerita (7/10)
Lightning menghilang tepat setelah bertemu Serah, terjebak dalam dunia yang disebut Valhalla. Ingatan tentang Lightning terhapus & semua orang menganggap Lightning tersegel dalam Cocoon bersama Fang & Vanille. 3 tahun kemudian, Serah bertemu Noel dan menceritakan bahwa Lighting ada di Valhalla akibat paradox.
Meskipun lanjutan FFXIII, cerita FFXIII-2 benar2 baru, villain baru dan masalah baru. FFXIII-2 menggunakan konsep yang sebenarnya cukup menarik, time traveler, paradox & paralel universe. Permasalahan cerita di FFXIII-2 benar2 bisa dikatakan lepas dari FFXIII tentang Barthandelus & fal'cie lain.
Berbeda dengan FFXIII yang endingnya sudah bisa dikatakan "selesai", ending FFXIII-2 benar2 cliffhanger yang membuat saya pribadi mengerutkan dahi sambil berkata dalam hati, "Kok gini?" dan tertawa.
Sangat terlihat kalau Square Enix benar2 merencanakan FFXIII menjadi trilogy di sekuel kedua ini setelah mendapat banyak kritik pada FFXIII sebelumnya (yang sebenarnya sudah tamat ceritanya).

Gameplay (7/10)
Sistem battle FFXIII-2 nyaris sama dengan FFXIII, masih memakai konsep crystarium & CP, perbedaannya kini party yang ada cuma 2 karakter (Serah & Noel) ditambah monster yang telah dijinakkan & tidak ada lagi eidolon.
Gameplay FFXIII-2 bisa dikatakan lebih bercabang. Tidak seperti FFXIII yang isinya cuma maju terus, kita bebas menentukan dungeon mana yang kita jelajahi dulu. Ada kota seperti layaknya FF sebelumnya, kita tidak lagi beli barang2 di save point tapi kini pada "mbak2 cosplayer". :D
Ending FFXIII-2 juga bercabang, ending FFXIII-2 ada 10. 1 true ending, 8 paradox ending, & 1 secret ending.

Grafis (7/10)
Tak ada perbedaan yang cukup signifikan dari segi grafis karena pada dasarnya sama seperti FFXIII, FFXIII-2 ini tidak lebih dari sekedar port game PS3/XBox360.
Posted 4 March, 2015.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
1 person found this review helpful
1 person found this review funny
180.3 hrs on record (52.8 hrs at review time)
Final Fantasy XIII versi PC tidak lebih dari sekedar port mentah versi PS3/Xbox360. Meskipun banyak review negatif, game ini layak untuk dimainkan. Setidaknya bagi penggemar Final Fantasy di masa lalu.

Cerita (6/10)
Bercerita tentang sekelompok orang dengan tujuan masing2 terjebak menjadi l'cie yang mampu menggunakan sihir dan ditakuti oleh orang2 biasa. Mereka hidup sebagai buronan kemanapun mereka pergi dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh fal'cie. Cerita FFXIII menurut saya pribadi cukup membingungkan. Meskipun menggunakan setting fantasi dan dunia sihir, cerita FFXIII sangat berkesan mengada-ada jika dibandingkan seri terdahulu, seperti FFVII atau FFXII.

Gameplay (6/10)
Imbas dari cerita para karakter FFXIII yang menjadi buronan, maka kita tidak akan pernah mendapatkan kota yang damai. Semua tempat di dunia FFXIII adalah dungeon, kecuali bagian pertama Nautilus Park (itupun seiring progress cerita akan berubah jadi dungeon). Mungkin banyak gamer yang akan merasa bosan pada 5-10 jam pertama game ini.
Lalu bagaimana kita beli equipment/item? Semua dilakukan di save point, tidak ada toko jualan yang akan kita datangi. Bagaimana dengan side quest? Semua quest diterima dari cieth yang berbentuk patung, sekali lagi PATUNG. Jangan harap mendaatkan side story yang lucu, sedih atau mengharukan dari side quest tersebut, karena kita cuma disodorkan deskripsi dan posisi target untuk dikalahkan. Itupun baru ada setelah kita mencapai chapter 11 di Gran Pulse.
Kelebihannya, setiap monster yang kita hadapi punya karakter khas masing2 dan memerlukan strategi untuk melawannya. Ditambah lagi dengan konsep role dan paradigm. Setiap karakter sekarang tidak memiliki level secara umum, namun level berdasarkan role (Comando, Ravager, Sentinel, Saboteur, Synergist & Medic) dengan setiap role punya skill dan level masing2. Semua diatur dengan paradigm yang membuat kita harus aktif mengantinya sesuai kondisi.

Grafis (7/10)
Grafis FFXIII memang terbilang jauh tertinggal pada saat ini, maklum saja game ini cuma port dari game PS3/Xbox360 di tahun 2010. Tapi untuk urusan scene & pemandangan FFXIII memang terhitung bagus. Jujur hanya Lightning, Vanille, Serah & Fang yang memberi saya kekuatan untuk menyelesaikan game ini. Hahaha.

Soundtrack (7/10)
FFXIII versi asia yang saya mainkan memakai lagu2 jepang sebagai soundtrack-nya. Cukup enak didengar namun bagi saya soundtrack FFXII yang pernah saya mainkan dulu jauh lebih terasa feeling-nya. Apalagi lagu ending-nya (Kiss me goodbye - Angela Aki).

Kelebihan :
1. Sistem Paradigm dan role membuat pertarungan semakin menarik.
2. Desain karakter dan setting yang indah.
3. Soundtrack yang cukup enak didengar.

Kekurangan :
1. Map linear.
2. Tidak ada kota selain Nautilus Park. Semua adalah dungeon.
3. Side quest berasal dari cieth yang berubah jadi batu. Tidak ada NPC.
Posted 5 February, 2015. Last edited 5 February, 2015.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
2 people found this review helpful
127.3 hrs on record (45.9 hrs at review time)
Valkyria Chronicles adalah game gabungan rpg dan turn based strategy. Game PC hasil port dari PS3 paling bagus yang saya coba.

Cerita (9/10)
Berkisah tentang Welkin Gunther, seorang pemuda Bruhl masuk menjadi anggota Tentara kerajaan Gallia. Kita tidak akan kesulitan memahami ceritanya karena game ini memang ditujukan untuk remaja (no blood, no head cut, no nude) namun tetap menarik dengan perpaduan cerita perang dan fantasi.

Gameplay (8/10)
Konsep turn based strategy di game ini cenderung membuat kita seolah bermain catur. 1 skirmish saja cukup membuat saya kesal & menghabiskan waktu seharian memainkannya. Saya pribadi cukup ketagihan dengan skirmish-nya dan penasaran dengan ceritanya.
Setiap anggota skuad juga memiliki karakter khas yang memiliki nama, wajah, gaya bicara, kelemahan dan kelebihan masing2 (mirip skuad dalam tim sepabola). Anggota skuad juga bisa gugur dalam perang yang membuat mereka tak ada lagi dalam daftar skuad. Hal ini membuat kita harus hati2 dalam memberi perintah saat perang.
Yang sangat disayangkan adalah gameplay yang linear. Seperti membaca buku cerita, kita hanya melihat cutscene, dialog, & perang. Uang dan exp langsung bisa didistribusikan di headquarter. Kita tidak bisa jalan2 di kota & bertemu NPC (namanya juga lagi perang :D).

Grafis (7/10)
Di saat kebanyakan game di era PS3 memakai konsep grafis dan tekstur yang realistis, VC memakai konsep 3D animasi namun yang unik adalah konsep semi lukisan dan bingkai putih seakan kita tengah melihat kisah dongeng menjadikan game ini layaknya sebuah karya seni lukisan yang bergerak. Sangat unik!
Posted 4 January, 2015. Last edited 4 January, 2015.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
1 person found this review helpful
23.4 hrs on record (7.8 hrs at review time)
Assassin's Creed III adalah akhir kisah Desmond yang memasuki ingatan Haytham & Connor Kenway untuk menemukan lokasi kunci yang diperlukan untuk membuka gerbang kuil milik first civilization.

Cerita (7/10)
AC3 membawa cerita yang benar2 baru. Connor di sini sama sekali tidak berhubungan dengan Altair maupun Ezio. Wajah yang dipakai sebagai model karakter Connor pun juga jauh berbeda dengan Altair, Ezio, & Desmond yang semuanya punya wajah yang sama.
Cerita AC3 pribadi tidak semenarik AC sebelumnya kecuali 1 plot twist di awal cerita. Lalu tentang Desmond, masa petualangan kemana2 endingnya gitu aja?

Gameplay (7/10)
Kini penggunaan assassin recruit di AC3 menjadi lebih terbatas daripada di AC Brotherhood atau Revelation. Uang yang dapat dikumpulkan juga semakin susah didapat bila kita tidak berusaha sendiri. Lebih susah tapi realistis menurut ane pribadi. Ada pengenalan naval battle yang menjadi cikal bakal AC4BF, jadi penyegaran buat ganti suasana.

Grafis (9/10)
Segi grafis AC3 dilengkapi dengan fitur TXAA untuk anti aliasing. Jauh lebih realistis dan proporsional. Meski terkadang ada sedikit bug. Desmond di AC3 jauh lebih kurus daripada yang sebelumnya, jadi mirip campuran Rio Ferdinand sma Van Persie. Hahaha.
Posted 2 December, 2014.
Was this review helpful? Yes No Funny Award
< 1  2 >
Showing 1-10 of 16 entries