Zainstaluj Steam
zaloguj się | język
简体中文 (chiński uproszczony) 繁體中文 (chiński tradycyjny) 日本語 (japoński) 한국어 (koreański) ไทย (tajski) български (bułgarski) Čeština (czeski) Dansk (duński) Deutsch (niemiecki) English (angielski) Español – España (hiszpański) Español – Latinoamérica (hiszpański latynoamerykański) Ελληνικά (grecki) Français (francuski) Italiano (włoski) Bahasa Indonesia (indonezyjski) Magyar (węgierski) Nederlands (niderlandzki) Norsk (norweski) Português (portugalski – Portugalia) Português – Brasil (portugalski brazylijski) Română (rumuński) усский (rosyjski) Suomi (fiński) Svenska (szwedzki) Türkçe (turecki) Tiếng Việt (wietnamski) Українська (ukraiński) Zgłoś problem z tłumaczeniem
Keduanya saling suka dan jatuh cinta.
Keduanya bahkan kerap memiliki banyak potret intim dan mesra.
Tak cuma jadi koleksi pribadi, Kudus bahkan sampai mengunggah potret tersebut di akun media sosial.
Kisah cinta janda muda dan bocah 12 tahun itu bahkan sampai melakukan hubungan seks.
Padahal usia si bocah masih di bawah 13 tahun.
Walaupun perbuatan itu dilakukan atas dasar cinta.
Akibat perbuatannya, Kudus pun akhirnya terjerat kasus pedofilia.
Ia pun memutuskan untuk tak bertemu dan berkomunikasi lagi dengan bocah 12 tahun itu.
Hal ini berdasarkan kesepakatannya dengan pihak keluarga si bocah.
Namun, sebenarnya si bocah 12 tahun tak ingin ditinggalkan Kudus
Begitupun Kudus yang terlanjur cinta dengan si bocah.
Diketahui sang janda lebih memilih bocah karena sebelumnya kerap gagal dalam hubungan asmara.
Ia kerap mendapatkan perlakuan negatif dari pria yang menjadi pasangannya.